Arsip Blog

Khoirul Ahsan. Diberdayakan oleh Blogger.
Khoirul Ahsan - Find me on Bloggers.com
Sabtu, 17 Maret 2012

Organ Pencernaan Ikan

Alat Pencernaan Makanan
Alat-alat pencernaan makanan secara berturut-turut dari  awal makanan masuk ke mulut dapat dikemukakan sebagai berikut: mulut, rongga mulut, pharynx, esophagus, lambung, pylorus, usus dan anus.  Dalam beberapa hal terdapat adaptasi alat-alat tersebut terhadap makanan dan kebiasaan makannya. Organ pencernaan ini dilengkapi dan dibantu oleh hati dan pancreas.
7.2.1  Mulut dan Rongga Mulut
Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan. Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan bercampur dengan makanan, memperlancar proses penelanan makanan yang dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
Rongga mulut Amphioxus menyimpang jauh dari kepunyaan Craniata. Pada hewan ini pinggiran lubang mulut mempunyai  12-20 pasang tentakel yang dilengkapi dengan rambut getar dan indra.  Pada mulut bagian belakang terdapat sekat melintang yang disebut velum, ditembus oleh lubang yang berhubungan dengan farings. Ikan pada umumnya, rongga mulut meneruskan diri menjadi farings, yang mempunyai beberapa kantung insang.   Menelan makanan pada ikan merupakan gerakan rangka visceral karena kerja dari otot visceral.  
Pada Amphioxus tidak dilengkapi lidah sedangkan pada Cyclostomata lidahnya hampir tidak ada.  Petromyzon lidahnya berfungsi seperti alat penghisap, ikan ini melekat dengan corong mulut pada pada ikan lain, dan dengan gigi tanduk dari lidah ia memarut kulit dan daging dari mangsanya.  Pada Myxinoidea gigi tanduk dari lidah digunakan untuk mengebor kulit kulit ikan mangsanya, kemudian ia masuk ke dalamnya dan hidup sebagai parasit. Lidah ikan merupakan suatu peninggian dari dasar mulut yang diselaputi oleh selaput lendir, disokong oleh rangka Hiobrankhial yang tidak dapat bergerak tanpa adanya kelenjar.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan tipe terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior), di bagian bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala (tipe subterminal).  Selain letak yang berbeda-beda, bentuk mulutpun bermacam-macam.  Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan macam makanan yang menjadi kesukaan ikan.  Mulut tipe superior mendapatkan makanan  dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap mangsa yang lewat di atasnya.
Ukuran mulut ikan dapat memberikan  petunjuk terhadap kebiasaan makan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi  berada.   Ikan-ikan cucut dilengkapi dengan mulut yang lebar dan gigi tajam, yang menandakan mereka termasuk golongan predator terhadap mangsa yang berukuran agak besar yang mungkin bisa ditelan seutuhnya.  Beberapa ikan cucut mempunyai pengaturan geligi yang menjadikan mereka dapat menggigit gumpalan besar binatang yang terlalu besar untuk ditelan begitu saja. Demikin pula dengan ikan baraccuda (Sphyraena) dan piranha (Serrasalmus). 
Ikan yang menelan sepotong kecil makanan biasanya mempunyai bibir yang relative kecil tanpa modifikasi.  Pada  ikan yang mendapatkan makanan dengan cara mengisap, mereka mempunyai mulut tipe inferior dan bibir yang berdaging tebal.  Bibir pengisap ikan perenang bebas berfungsi sebagai organ pencekram batu atau benda-benda lain pada sungai berarus deras misalnya, Glyptosternus,  Gyrinocheilus dan beberapa anggota family Loricariidae (Lagler  et al., 1997).  Pada ikan  lamprey yang parasitic, mulut pengisap tak berahang bertindak sebagai sebagai alat pencengkram agar menempel pada inangnya dan mengambil makanan dari inangnya. 
Mulut seringkali dilengkapi dengan sungut yang bentuk dan jumlahnya sangat bervariasi. Sungut ini berfungsi sebagai alat peraba ketika ikan tersebut mencari makan. Sungut dilengkapi dengan saraf, untuk menemukan makanan di antara material yang ada.
7.2.2 Gigi
Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Pada cyclostomata dan ostracodermata tidak mempunyai gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi tanduk yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog dengan sisik placoid, yang mungkin timbul dari sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu  muda (Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang. Osteichtheys mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan tempat tumbuhnya: rahang, rongga mulut dan pharyngeal.  Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla, maxilla dan dentary.  Pada langit-langit rongga mulut, gigi terdapat pada vover, palatine, pterygoid dan parasphenoid.  Gigi juga terdapat pada tulang glossohyal (tulang lidah) dan basibranchial di antara insang.  Gigi pharyngeal terdapat pada berbagai elemen lengkung insang pada banyak species ikan.  Gigi pharyngeal family Cyprinidae dan Catostomidae merupakan modifikasi elemen bawah lengkung insang yang terakhir.
Berdasarkan bentuknya, gigi  rahang dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk yaitu: Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like teeth, dan molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek, tajam dan runcing.  Bentuk ini didapatkan pada family Ichtaluridae dan Serranidae.   Gigi villiform mirip dengan  gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti  rumbai-rumbai, misalnya pada Belone dan Pterois.  Gigi canine menyerupai gigi anjing, seringkali berbentuk taring; bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau melengkung dipergunakan untuk mencengkram. 
Gigi incisor menpunyai pinggiran  yang tajam yang disesuaikan untuk memotong.Bentuk gigi yang mempunyai permukaan  rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus, termasuk gigi molariform.  Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja, Holocephali dan Scianidae (Lagler et al, 1977).
7.2.3 Pharynx
Organ ini biasa disebut pangkal tenggerokan, merupakan lanjutan rongga mulut. Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx.  Umumnya terdapat empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan Chodrichthyes mempunyai 5-7 pasang lengkung insang.  Di samping melindungi filament insang yang lembut dari kikisan material makanan yang dimakan keluar melalui insang. Ikan-ikan yang memakan mangsa besar, mempunyai tapis insang yang berukuran besar dan jumlahnya sedikit.  Pada ikan-ikan pemakan plankton, tapis insangnya ramping, memanjang dan jumlahnya banyak.  Jari-jari tapis insang yang pendek dan besar didapatkan pada ikan omnivora.  Tampak adanya kaitan yang erat antara jenis makanan dengan bentuk dan jumlah jari-jari tipis insang. 

 7.2.4 Esophagus
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan, pendek dan mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan pharinx, bentuknya seperti kerucut dan  terdapat di belakang daerah insang.   Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas pada ikan predator yang mampu menelan makanan yang relative besar ukurannya.  Sedangkan ikan-ikan pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang kurang disbanding dengan ikan predator.  Karena adanya kemapauan menggelembung  inilah, maka jarang terjadi seekor ikan tertelan sampai mati oleh suatu makanan yang melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan.  Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan columnar, dengan sejumlah sel atau kelenjar lendir.  Dinding esophageal delengkapi secara khusus dengan lapisan otot (muscular sac) yang berhubugan dengan esophagus. Pada beberapa genera (Pampus dan Nomeus) terdapat gigi di tepi kantung esophageal, yang menempel pada dinding kantung.
Kantung esophageal berfungsi sebagai penghasil lendir, gudang makanan dan penggilingan makanan.  Pada ikan belut,  Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat pernapasan tambahan.

7.2.5 Lambung 
Lambung (ventriculus) atau perut besar  adalah lanjutan dari esophagus, di belakangnya dibatasi oleh otot sfinkter  yang disebut pylorus, untuk kemudian menjadi bagian depan dari usus bagian tengah.   Lambung menunjukkan beberapa adaptasi: diantaranya adalah adaptasi dalam bentuknya.  Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang seperti  pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda (Sphyraea) dan striped bass (Horone saxatilis).
Pada ikan omnivora seringkali lambung terbentuk seperti  kantung.  Pada ikan belanak (Mugil), lambung bermodifikasi menjadi alat penggiling.  Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambung mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-ikan ini memakan mangsa yang relative besar.
Sebagain besar ikan mempunyai lambung.  Lambung tidak terdapat pada lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae, Scomberesocoidae, dan Scaridae).  Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak ada, dan makanan dari esophagus langsung ke usus.  Adanya lambung dapat dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus carpio).  Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-tonjolan sebagai kantong buntu disebut  appendices pyloricae, yang berguna untuk memperluas permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan penyerapan makanan dapat lebih sempurna.

7.2.6 Usus
Usus tengah dan usus akhir biasa disebut intestinum, suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus sampai di kloaka atau anus.  Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya berbentuk seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan bermuara keluar, sebagai lubang anus.Usus diikat (difixer) oleh suatu alat pengantung,  mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut (peritonium). 
Pada ikan carnivor ususnya pendek, mungkin karena makanan berdaging dapat dicerna dengan lebih muda dari pada tanaman.  Sebaliknya usus ikan herbivore panjang dan teratur di dalam satu lipatan atau kumparan.  Pada beberapa jenis ikan, seperti Lamprey, elasmobranchii dan beberapa Osteichtyes yang ususnya pendek untuk memperluas permukaan absorpsi di dalam ususnya terdapat serangkaian klep spiral yang disebut tyflosol.
Pada usus sebagian besar ikan bertulang sejati, bagian depan usus yang langsung berbatasan dengan pylorus disebut duodenum yang memiliki satu atau lebih kantung buntu yang dinamakan pyloric caeca.  Struktur ini tidak terdapat pada family Ictaluridae dan Cyprinodontidae.  Perca flavescense mempunyai tiga buah, sedangkan pada family salmonidae biasa mencapai jumlah 200 atau lebih.  Fungsi alat pyloric caeca mungkin berkaitan dengan pencernaan dan penyerapan. 

7.3  Kelenjar Pencernaan
  Kelenjar pencernaan atau glandula digestoria berfungsi dalam proses pencernaan terdiri atas hati, pankreas dan kantong empedu.
Hati atau hepar besar, berwarana merah kecoklatan.  Letaknya di bagian depan rongga badan dan meluas mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas.    Pembentukan hati asalnya sepasang.  Hal ini dapat dilihat pada Myxine dewasa, dimana hati kiri dan kanan tidak bersatu dan masing-masing mempunyai saluran empedu yang menuju ke dalam kantung empedu dan dari sini empedu dialirkan ke melalui ductus kholedokhus ke dalam usus bagian tengah. 
Hati termasuk kelenjar yang besar pada ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan pari biasa mencapai 20 % bobot tubuhnya.  Hati biasanya terletak di muka lambung atau sebagian mengelilingi lambung.  Biasanya  hati berjumlah dua buah, tetapi mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada mackerel.  Pada hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu.  Cairan empedu ini masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus choledochus.  
Disamping berperan dalam pencernaan, hati juga berfungsi sebagai gudang penyimpanan lemak dan glikogen.  Fungsi selanjutnya adalah dalam perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta menghasilkan panas.  Ikan-ikan mempunyai variasi dalam jumlah lemak yang di simpan dalam hati.  Pada Pleuronectiformes dan gadidae, lemak terutama disimpan di dalam hati, sedangkan pada Scombridae dan Clupeidae, lemak lebih banyak disimpan di dalam otot.   Selain lemak, hati ikan juga menyimpan vitamin A dan D.
Pankreas terdiri dari dua bagian, yaitu bagian eksokrin yang menghasilkan getah apankreas, penting bagi pencernaan makanan, dan bagian endokrin yang menghasilkan hormon ensulin, mengendalikan kadar gula di dalam darah.  Pankreas mensekresikan beberapa enzym yang berfungsi   dalam proses pencernaan makanan.  Pada ikan yang bertulang sejati biasanya menyebar di sekeliling hati ; bahkan pada ikan yang berjari-jari sirip keras pankreas dan hati menyatu menjadi hepatopankreas.  Pada ikan cucut dan pari pankreas merupakan dua buah organ yang kompak.  Kantong Empedu
  Kantung empedu atau vesica velea bila penuh bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan, letaknya pada hati bagian depan  salurannya disebut  ductus cysticus bermuara pada usus dekat venticulus.   Fungsi dari kantong empedu ini untuk menampung/menyimpan empdu (bilus) dan  mencurahkannya ke dalam usus, bila diperlukan.  Bilus ini berfungsi mencerahkan lemak. 

 7.4  Rangsangan terhadap makanan
  Ransangan ikan terhadap makanan merupakan intraksi antara beberapa faktor yang menentukan kapan ikan akan makan dan makanan apa yang diinginkan.  Rangsangan untuk makan secara umum dipengaruhi oleh motifasi internal atau dorongan untuk makan seperti, waktu makan,  musim, intensitas cahaya dan suhu.  Faktor lain adalah rangsangan makan yang diterima oleh panca indera seperti rasa, bau, penglihatan, sentuhan dan sistem garis rusuk.  
  Beberapa jenis ikan yang mendapatkan makanan dengan perantaraan rasa dan bau, lebih condong makan pada malam hari, misalnya pada ikan Ictalurus .  Sedangkan ikan yang mendapatkan makanan dengan perantaraan mata atau penglihatan cenderung lebih aktif pada waktu siang hari, misalnya pada Esox.  
 Ikan  Synbranchus dan  Onchorhynchus menghentikan kegiatan mencari makan pada saat musim pemijahan.  Mereka selama estivasi dalam lubang yang lembab dan berlumpur , hanya menggunakan akumulasi lemak dalam tubuhnya.  Sebagian besar ikan yang hidup pada daerah ”temperate” sangat aktif mencari makanan ketika perubahan kondisi lingkungan pada musim semi.  

 7.5  Penggolongan ikan berdasarkan makanan
Lagler  et al., (1977) membagi ikan secara garis besar  berdasarkan cara makannya ke dalam golongan predator, grazer, penyaring makanan, pengisap makanan dan parasit.
Umumnya ikan-ikan yang memakan binatang-binatang makroskopik mempunyai adaptasi tertentu.  Mereka biasanya mempunyai gigi pencengkram yang berkembang dengan baik, seperti yang terdapat pada ikan cucut (Elasmobranchii), Sphyraenae, Esox, dan  Lepisosteus.  Pada ikan-ikan predator terdapat lambung yang jelas dengan sekresi asam kuat dan ususnya relative lebih pendek  dari pada ikan herbivore, pada ukuran panjang ikan yang sama.  Banyak  predator seperti bluefish (Pomatomus sallatrix) dan ikan laut dalam aktif memburu mangsanya, sedangkan yang lain seperti kerapu (Epinephelus) sering berdiam diri dan menunggu sampai ada seekor binatang lewat yang kemudian diserbu dan ditangkap.  Lophiidae dan Antennaridae mengembangkan jari-jari pertama  sirip punggup menjadi semacam umpan untuk memancing  perhatian si mangsa. 
Ikan sumpit (Toxotes jaculator) sering menyumpit jatuh serangga yang sedang hinggap di tanaman air dengan “ air liurnya”.  Ketepatan menyumpit sasarannya ini merupakan hasil dari hasil perkembangan mata yang dapat  digunakan untuk melihat udara di luar permukaan air.  Beberapa ikan predator melakukan perburuan dengan mengandalkan mata, sedangkan cucut (Squaliformes), ikan-ikan nocturnal (misalnya,  Ictalurus) dan Muraenidae bertumpu kepada bau, rasa, sentuhan dan mungkin pula mengandalkan saraf garis rusuk untuk menemukan tempat si mangsa.
Penyaringan organisme dari air merupakan cara makan yang paling umum dilakukan karena sasaran makanan yang  dipilih berdasarkan ukuran dan bukan berdasarkan jenis.  Prinsip adaptasi ikan penyaring makanan terletak pada pengembangan tapis insang yang memanjang, rapat dan dalam jumlah yang banyak.  Ikan dewasa mampu menyaring satu sampai dua gallon  air per menit dengan tapis insangnya, dan dalam waktu yang sama beberapa cc kumpulan plankton terutama diatom dan krustacea diperolehnya.  Kelompok ikan yang menyaring makanan ditemukan banyak pada clupeoid (Dorosoma).  
Pada beberapa anggota family Cyprinidae memiliki cara makan yakni, mengisap material yang mengandung makanan ke dalam mulut dimana respon pengisapannya sangat bergantung pada rangsangan sentuhan  bibir.  Beberapa dari mereka mampu memisahkan antara makanan yang diinginkan dengan sedimen sebelum dia telan, namun pada beberapa kelompok seperti Siluridae, endapan dan lumpur sering ditemukan dalam konsentrasi yang tinggi bersama-sama dengan jasad dasar pada saluran pencernaannya.    
Beberapa kelompok ikan yang bersifat parasit misalnya, Simenchelys parasiticus, petromyzon marinus, Lampreta tridentata mengisap cairan tubuh dari inangnya.  Biasanya ikan jantan relatif kecil, begitu kecilnya sehingga lebih kecil dari pada sebuah gonad yang matang. 
Jenis ikan dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok menurut jenis makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai dengan perubahan umur, musim dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan ikan menurut jenis makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan golongan lain. Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu
Herbivora
Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan nabati misalnya ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila Oreochromis niloticus ikan bandeng (Chanos chanos).
Karnivora
Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari bahan-bahan hewani misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer).
Omnivora
Ikan golongan ini sumber makanannya  berasal dari bahan-bahan nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang tersedia misalnya ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan gurami (Ospronemus goramy).
Pemakan plankton
Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus).
Pemakan detritus
Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun hewan misalnya ikan belanak (Mugil sp.).
Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu:
a.  Monophagus  :   ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan
b. Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya
c. Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis makanan.
Umumnya ikan-ikan yang ada di alam termasuk ke dalam euriphagus ini. Jenis bahan makanan dan ketersediannya  juga menentukan ditribusi ikan-ikan diperairan. Umumnya, semakin besar ukuran sungai semakin besar pula jumlah dan keanekaragaman ikannya; dan proporsi biomassa ikan yang bergantung kepada tumbuhan air dan tumbuhan darat semakin meningkat.  

0 komentar:

...:: WIS ::...

Tolong Kasih Makan IkanKu

My Ping in TotalPing.com